top of page
Writer's pictureIsmi Fadillah

RAIN MAN: KISAH SEORANG PENDERITA AUTISME YANG SUPER JENIUS

Autisme adalah gangguan perkembangan sistem saraf yang dialami seseorang. Penderita autisme biasanya mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dan berkomunikasi, serta kesulitan memahami emosi dan perasaan orang lain. Perilaku penderita autisme sering melakukan kegiatan yang berulang-ulang seperti menirukan suara secara terus menerus dan fokus secara berlebihan terhadap sesuatu yang menarik baginya. Tak jarang ditemukan penderita autisme yang memiliki kecerdasan melebihi manusia normal. Kondisi itulah yang dialami oleh karakter utama dalam film yang dirilis tahun 1988, Rain Man.

Kisah Rain Man berawal dari Charlie Babbitt (Tom Cruise), pebisnis jual-beli mobil sport mewah Lamborghini yang hampir bangkrut dan memiliki banyak hutang. Suatu hari Charlie mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dunia. Hubungan Charlie dengan ayahnya sangat buruk. Charlie yang dikenal egois dan keras kepala sempat bertengkar hebat dengan ayahnya. Sejak saat itu, Charlie kabur dari rumah dan tidak pernah memberi kabar sampai ayahnya meninggal.

Dari Los Angeles, Charlie ke Cincinnati, Ohio, untuk menghadiri pemakaman ayahnya. Ibunda Charlie telah lama meninggal sehingga Charlie berpikir bahwa seluruh harta ayahnya akan jatuh ke tangannya. Sebagai anak tunggal, Charlie begitu marah saat mengetahui bahwa sebagian besar harta ayahnya malah diberikan kepada orang lain. Charlie lalu mencari pewaris harta ayahnya untuk menuntut harta yang seharusnya jadi miliknya.

Pencarian Charlie sampai pada sebuah rumah penampungan para penderita gangguan mental bernama Wallbrook. Di sana Charlie bertemu dengan Raymond (Dustin Hoffman), seorang pria pengidap autisme. Charlie tertarik pada Raymond karena Raymond mengenali mobil ayah Charlie yang terparkir di halaman Walbrook, bahkan Raymond mengatakan bahwa ia pernah menaikinya. Charlie sangat terkejut saat mengetahui bahwa Raymond adalah kakak kandungnya sekaligus pewaris dari sebagian besar harta ayahnya.

Charlie yang tidak memahami kondisi Raymond, pergi membawa Raymond dari Wallbrook ke Los Angeles. Charlie kesal dengan perilaku Raymond yang membingungkan, sebab menurutnya Raymond terkadang seperti orang normal yang cerdas tapi terkadang seperti orang gila. Petualangan Charlie dan Raymond dimulai saat Raymond menolak untuk naik pesawat. Raymond menyebutkan seluruh maskapai penerbangan pernah mengalami kecelakaan lengkap dengan waktu kejadian, penyebab, serta jumlah korban. Mau tidak mau Charlie harus setuju dengan Raymond dan menuju Los Angeles melalui jalur darat yang memakan waktu kurang lebih 3 hari.

Di Wallbrook, Raymond memiliki jadwal kegiatan tetap seperti jam makan, menonton TV, dan tidur. Raymond merasa tidak nyaman dengan segala hal yang tidak sesuai dengan jadwalnya. Apapun yang terjadi Raymond harus mengikuti jadwal yang sudah sangat ia hapal. Bukan hanya jadwal kegiatan, Raymond juga meminta segala hal harus sama dengan di Wallbrook, seperti posisi tempat tidur, menu makanan, bahkan merek celana dalam pun harus sama seperti yang ia gunakan sehari-hari dan harus dibeli di minimarket dekat Wallbrook. Tentu saja semua itu membuat Charlie semakin stress menghadapi Raymond.

Suatu saat, Charlie menyadari kejeniusan Raymond yang dapat menghitung dan menghapal urutan dan angka dengan sangat cepat. Raymond dapat menjawab hitungan matematika dengan cepat dan akurat layaknya kalkulator. Raymond dapat mengingat nomor telepon orang asing hanya dengan membaca namanya. Ingatan tersebut didapat Raymond dari buku alamat yang pernah ia baca. Raymond bahkan dapat menghitung ratusan tusuk gigi yang jatuh berserakan di depan matanya tanpa menyentuhnya. Akhirnya kejeniusan Raymond dimanfaatkan Charlie untuk bermain judi di Las Vegas dan membayar hutang-hutang Charlie.

Selama seminggu bersama Raymond, Charlie menemukan banyak hal yang tidak ia ketahui. Charlie mengingat, saat kecil ia memiliki teman imajinasi bernama Rain Man, yang selalu menyanyikannya sebuah lagu kala hujan. Charlie menyadari bahwa Rain Man bukanlah imajinasinya. Rain Man adalah Raymond. Charlie kecil salah menyebut Raymond dengan Rain Man. Charlie juga menemukan fakta bahwa Raymond hampir saja mencelakakan Charlie yang masih bayi, sehingga ayah Charlie memutuskan untuk memasukkan Raymond ke Wallbrook. Dengan semua fakta yang ia dapat, Charlie yang awalnya kesal dengan Raymond berubah menjadi iba dan mulai menyayangi Raymond. Bahkan Charlie memutuskan ingin hidup bersama Raymond. Namun sayang, kondisi Raymond tidak memungkinkan untuk terjun ke masyarakat tanpa pengawasan penuh dari dokter ahli. Bagaimanapun juga, Charlie merasa bersyukur memiliki kakak seperti Raymond dan berjanji akan sering mengunjungi Raymond di Wallbrook.

Karakter Raymond terinspirasi dari tokoh nyata, Kim Peek, seorang penderita autisme yang terkenal jenius bahkan dijuluki sebagai “The Living Google”. Rain Man menjadi film yang laris pada masa penayangannya. Berbagai pujian dan penghargaan ditujukan untuk film ini dan tentunya Dustin Hoffman yang bisa dikatakan sempurna dalam berperan menjadi Raymond yang mengalami autisme. Film yang memenangkan 4 piala Oscar pada kategori Best Actor (Dustin Hoffman), Best Director (Barry Levinson), Best Picture (Mark Johnson), dan Best Original Screenplay (Barry Morrow dan Ronald Bass) ini membangkitkan ‘Autism Awareness’ pada masyarakat. Menurut data UNESCO pada tahun 2011, 6 di antara 1000 orang mengidap autisme. Dengan karakternya yang rumit, penderita autisme perlu penanganan khusus. Tentunya sobat film yang dilahirkan normal, harus bersyukur dan bisa bertenggang rasa ya. Dan pastikan tidak lagi menggunakan kata “autis” sebagai candaan.

0 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page