top of page
Writer's pictureIsmi Fadillah

Big Little Lies: A Perfect Life is a Perfect Lie

Sengaja saya tidak memberikan sudut pandang sendiri pada judul karena tagline dari Big Little Lies, yaitu ‘a perfect life is a perfect lie’ sudah sangat mewakili keseluruhan tema cerita. Kehidupan tiga orang ibu muda, Celeste, Madeline, dan Jane di kawasan elit Amerika terlihat sempurna sampai suatu ketika mereka terlibat kasus yang menyebabkan terbunuhnya seseorang.

Sejak episode awal, miniseri yang ditayangkan HBO ini membuat saya tahan napas menontonnya. Sutradara Jean-Marc Vallée sungguh apik dalam menyusun plot yang membuat penonton penasaran. Di tengah-tengah kisah berjalan, potongan-potongan wawancara polisi terhadap saksi-saksi kasus terbunuhnya seseorang dengan tragis disisipkan sedikit demi sedikit. Sobat film baru akan dapat mengungkap siapa yang mati, siapa pelaku, dan apa yang sebenarnya terjadi pada kasus tersebut di akhir episode.

Celeste, Madeline, dan Jane terhubung lantaran anak mereka bersekolah di institusi yang sama. Pertemuan orang tua dan kegiatan antar-jemput anak membuat mereka menjadi akrab. Ketiga wanita ini saling berbagi kisah hidup yang pada awalnya tampak sempurna.

Celeste adalah wanita cantik dan anggun dengan dua anak kembar. Kehidupan rumah tangganya nyaris sempurna dengan suami yang tampan, mapan, dan kehidupan sex yang luar biasa. Namun, siapa sangka kalau Celeste sering mendapat perlakuan kasar dari suaminya dan ia berusaha menutupi hal tersebut.

Madeline sedang bahagia menjalani kehidupan pernikahannya yang kedua karena pernikahan pertamanya telah kandas. Hidup bersama suami yang lembut dan setia membuat kehidupan Madeline terlihat sempurna. Akan tetapi, tak ada yang menyangka kalau Madeline terlibat affair dengan seseorang. Madeline lebih merasakan gelora bersama selingkuhannya dibandingkan suaminya sendiri.

Jane adalah seorang single mother tangguh. Dibanding Celeste dan Madeline, kehidupan Jane adalah yang paling biasa secara materi dan cukup pahit karena dipenuhi dengan trauma. Jane ditipu dan diperlakukan dengan kasar oleh seorang pria hingga hamil, kemudian pria itu meninggalkannya.

Melaui sebuah kasus terbunuhnya seseorang, ketiga wanita ini terhubung dan saling melindungi. Semua misteri, penyesalan, teka-teki, dan konflik akan terungkap saat kasus yang bisa disebut pembunuhan tersebut terungkap.

Di tengah-tengah isu perempuan yang gencar di Amerika, Big Little Lies membawa angin segar karena kisah ini sangat terasa feminis dengan segala sudut pandang, keinginan, dan hak perempuan yang tercermin dari semua tokoh perempuan yang terlibat. Contohnya adalah saat Celeste mengungkapkan bahwa dirinya merindukan karirnya sebagai pengacara. Menjadi seorang ibu tak cukup baginya karena ia juga memiliki ego dan keinginan kuat. Celeste sendiri sebelum menikah adalah pengacara berbakat dan cerdas.

Selain feminisme, yang menjadi perhatian utama saya adalah karakter Perry Wright, suami Celeste yang diperankan oleh Alexander Skarsgård. Di balik wajah tampan dan sosok sempurnanya, Perry adalah pria yang sangat kasar terhadap wanita, bahkan terhadap istrinya sendiri. Perry akan merasakan kepuasan sex yang luar biasa jika ia dapat menyakiti pasangannya secara fisik. Menurut saya Perry lebih Mr. Grey daripada Mr. Grey sendiri.

Mr. Grey dalam Fifty Shades of Grey dikenal punya sifat maniak SM dalam perilaku sex-nya, tetapi dia malah menjadi sosok romantis, baik hati, pelindung, dan idaman semua wanita. Dalam Big Little Lies, perilaku Perry mirip dengan Mr. Grey, tetapi karakter dan alur cerita dibuat sangat realistis. Kekerasan tetaplah sebuah kekerasan apalagi terhadap perempuan. Tidak ada perempuan yang dengan sukarela ingin diperlakukan kasar walaupun oleh orang yang dicintai dan dilimpahi gelimang harta. Kekerasan tidak dapat digiring menjadi fantasi indah seperti yang tergambar dalam Fifty Shades of Grey karena pada kenyataannya kekerasan adalah sumber dari segala masalah seperti yang tergambar dalam Big Little Lies.

Drama seri Big Little Lies telah menyabet beberapa penghargaan bergengsi seperti Emmy Awards dan Golden Globe Awards. Tak heran karena aktor yang bergabung adalah aktor papan atas di antaranya adalah Nicole Kidman, Reese Witherspoon, dan Shailene Woodley. Saat resensi ini ditulis, Big Little Lies season 2 sudah mulai digarap. Aktor yang dikagumi banyak orang, yaitu Meryl Streep resmi bergabung. Saya jadi tak sabar menantikan kelanjutan kisah ‘perfect lie’ dari kehidupan ‘perfect life’ mereka.

Bukankah Anda pun demikian? Menyembunyikan rapat-rapat sesuatu demi menunjukkan kehidupan yang sempurna? Memang manusiawi tapi sesungguhnya amat menyakitkan seperti yang tergambar dalam kisah Big Little Lies.

0 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page